Blogger Widgets

Senin, 01 Desember 2014

Lembar Kerja Siswa Percobaan Hidrolisis Garam

A.  Tujuan
Menyelidiki beberapa sifat larutan garam di dalam air untuk menemukan hubungan antara ion-ion pembentuk garam dengan sifat larutan garam di dalam air.


B. Dasar Teori
Hidrolisis adalah reaksi antara ion dengan air. Jika suatu garam dilarutkan dalam air, maka terjadi hidrolisis oleh ion- ion garam yang dilarutkan.Pada penguraian garam tersebut dapat terjadi beberapa kemungkinan, yaitu :

1.      Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+] dalam air bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam.

2.      Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- , sehingga menyebabkan [H+] dalam air bertambah dan akibatnya [H+] < [OH-], maka larutan bersifat basa.

3.      Ion garam bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ , sehingga meenyebabkan [H+] dalam air tetap sama [H+] = [OH-] , maka larutan bersifat netral (pH = 7).




Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion tersebut dalam reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila menghasilkan asam lemah atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika suatu garam dianggap merupakan hasil reaksi dari suatu asam dengan basa, maka ditinjau dari asam dan basa pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal berikut ini :

1.      Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa kuat

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bila dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan larutan bersifat basa. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.



2.      Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah. Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ yang menyebabkan larutan bersifat asam. Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.



3.      Garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa lemah

Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di dalam air terionisasi, dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air. Oleh karena reaksi kedua ion logam tersebut masing-masing ion H+ dan ion OH-, maka sifat larutan garam ini ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan dari  asam lemah dan basa lemah yang terbentuk.

Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah merupakan hidrolisis total, sebab kedua ion garam mengalami reaksi hidrolisis dengan air.Sifat larutan ditentukan harga tetapan kesetimbangan asam (Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut.



4.      Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat

Ion-ion yang dihasilkan dari ionisasi garam yang berasal dari asam kuat. Basa kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab ion-ion yang bereaksi akan segera terionisasi kembali secara sempurna.Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak terganggu, sehingga larutan bersifat netral.

       C. Alat dan Bahan

-         Alat :          1. Pipet tetes

2. Pelat tetes



-         Bahan :       1. Larutan NaCl 1 M

2. Larutan NH4Cl 1M

3. Larutan Na2CO3 1 M

4. Larutan CH3COONa 1 M

5. Larutan Na3PO4 jenuh

6. Larutan (NH4)2SO4

7. Larutan Al2(SO4)3 jenuh

8. Larutan Na2SO4 1 M

9. Kertas lakmus merah

10. Kertas lakmus biru



        D.    Cara Kerja

1.      Menyiapkan pelat tetes dan diletakan potongan kertas lakmus merah dan biru pada setiap lekukan.

2.      Menetesi setiap kertas lakmus di dalam lekukan pertama dengan larutan NaCl, lekukan kedua dengan larutan NH4Cl dan seterusnya sampai semua larutan teruji dengan kertas lakmus.

3.      Mencatat dan mengamati setiap perubahan warna dalam kertas lakmus.



       E.     Data Pengamatan

Larutan garam
Basa Pembentuk
Asam Pembentuk
Sifat Lartutan Garam
Rumus Kimia
Kuat / Lemah
Rumus Kimia
Kuat / Lemah
NaCl





NH4Cl





Na2CO3





CH3COONa





Na3PO4





(NH4)2SO4





Al2(SO4)3





Na2SO4





Al2(SO4)3








       F.      Analisis Data

1.      Tuliskan masing- masing reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

2.      Apa yang kamu ketahui tentang hidrolisis garam?

3.      Sebutkan sifat larutan garam dalam air!



         G.    Pertanyaan

1.      Dari percobaan diatas, manakah garam yang mengalami hidrolisis sempurna, sebagian dan tidak terhidrolisis?

2.      Identifikasikan larutan garam mana yang bersifat asam , basa dan netral!

3.      Bagaimana perubahan warna pada kertas lakmus jika diujikan pada larutan yang bersifat asam, basa dan netral?

4.      Kesimpulan apa yang mendasari terhidrolisis atau tidaknya larutan garam?

5.      Tuliskan reaksi yang terjadi pada garam NH4Cl , CH3COONa dan (NH4)2SO4 !

6.      Dalam 1 liter larutan, mengandung 0,1 M garam natrium asetat (Ka= 1,8 x 10-5) . Tentukan tetapan hidrolisis (Kh) !

7.      Diketahui 100 ml larutan HCOONa 0,1 M (Ka= 10-5). Tentukan reaksi hidrolisis dan pH larutannya?

8.      Jika 100 ml larutan NaOH 0,5 M dicampur dengan 100 ml larutan CH3COOH 0,5 M ( Ka= 10-6). Tentukan berapa pH campuran yang terjadi?

9.      Hitunglah massa dari CH3COONa (Ka = 2 x 10-5) dengan Mr = 82 untuk membuat 50 ml larutan garam terhidrolisis dengan pH 10 !

10.  1,17 gram garam terhidrolisis LA ditambah air hingga 200 ml, dan terbentuk larutan dengan pH diketahui 5. Jika Kb dari basa lemah adalah 10-5 . Makka berapa Mr dari garam terhidrolisis LA ?













                               




Tidak ada komentar:

Posting Komentar