Menyelidiki beberapa sifat larutan garam di dalam air untuk menemukan
hubungan antara ion-ion pembentuk garam dengan sifat larutan garam di dalam
air.
Hidrolisis adalah reaksi antara ion dengan air. Jika
suatu garam dilarutkan dalam air, maka terjadi hidrolisis oleh ion- ion garam
yang dilarutkan.Pada penguraian garam tersebut dapat terjadi beberapa
kemungkinan, yaitu :
1.
Ion garam
bereaksi dengan air menghasilkan ion H+, sehingga menyebabkan [H+] dalam air
bertambah dan akibatnya [H+] > [OH-], maka larutan bersifat asam.
2.
Ion garam
bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- , sehingga menyebabkan [H+] dalam air
bertambah dan akibatnya [H+] < [OH-], maka larutan bersifat basa.
3.
Ion garam
bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ , sehingga meenyebabkan [H+] dalam air
tetap sama [H+] = [OH-] , maka larutan bersifat netral (pH = 7).
Ion garam dianggap bereaksi dengan air, bila ion
tersebut dalam reaksinya menghasilkan asam lemah atau basa lemah, sebab bila
menghasilkan asam lemah atau basa kuat maka hasil reaksinya akan segera
terionisasi sempurna dan kembali menjadi ion-ionnya. Jika suatu garam dianggap
merupakan hasil reaksi dari suatu asam dengan basa, maka ditinjau dari asam dan
basa pembentuknya ada empat jenis garam yang dikenal berikut ini :
1.
Garam yang
terbentuk dari asam lemah dan basa kuat
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat bila
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan anion yang berasal dari asam lemah.
Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion OH- yang menyebabkan
larutan bersifat basa. Jadi, garam yang berasal dari asam lemah dan basa kuat
akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat basa.
2.
Garam yang
terbentuk dari asam kuat dan basa lemah
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
dilarutkan ke dalam air akan menghasilkan kation yang berasal dari basa lemah.
Ion tersebut bila bereaksi dengan air menghasilkan ion H+ yang menyebabkan
larutan bersifat asam. Jadi, garam yang berasal dari asam kuat dan basa lemah
akan terhidrolisis sebagian (parsial) dan bersifat asam.
3.
Garam yang
terbentuk dari asam lemah dan basa lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah di
dalam air terionisasi, dan kedua ion garam tersebut bereaksi dengan air. Oleh
karena reaksi kedua ion logam tersebut masing-masing ion H+ dan ion OH-, maka
sifat larutan garam ini ditentukan oleh harga tetapan kesetimbangan dari asam lemah dan basa lemah yang terbentuk.
Hidrolisis garam yang berasal dari asam lemah dan basa
lemah merupakan hidrolisis total, sebab kedua ion garam mengalami reaksi
hidrolisis dengan air.Sifat larutan ditentukan harga tetapan kesetimbangan asam
(Ka) dan tetapan kesetimbangan basa (Kb) dari kedua reaksi tersebut.
4.
Garam yang
terbentuk dari asam kuat dan basa kuat
Ion-ion yang dihasilkan dari ionisasi garam yang
berasal dari asam kuat. Basa kuat tidak ada yang bereaksi dengan air, sebab
ion-ion yang bereaksi akan segera terionisasi kembali secara
sempurna.Kesimpulannya, garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak
terhidrolisis. Oleh karena itu, konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air tidak
terganggu, sehingga larutan bersifat netral.
C. Alat dan Bahan
-
Alat : 1. Pipet tetes
2. Pelat tetes
-
Bahan : 1. Larutan NaCl 1 M
2. Larutan NH4Cl 1M
3. Larutan Na2CO3 1 M
4. Larutan CH3COONa 1 M
5. Larutan Na3PO4 jenuh
6. Larutan (NH4)2SO4
7. Larutan Al2(SO4)3 jenuh
8. Larutan Na2SO4 1 M
9. Kertas lakmus merah
10. Kertas lakmus biru
D. Cara Kerja
1.
Menyiapkan
pelat tetes dan diletakan potongan kertas lakmus merah dan biru pada setiap
lekukan.
2.
Menetesi
setiap kertas lakmus di dalam lekukan pertama dengan larutan NaCl, lekukan
kedua dengan larutan NH4Cl dan seterusnya sampai semua larutan
teruji dengan kertas lakmus.
3.
Mencatat dan
mengamati setiap perubahan warna dalam kertas lakmus.
E. Data Pengamatan
Larutan
garam
|
Basa
Pembentuk
|
Asam
Pembentuk
|
Sifat
Lartutan Garam
|
||
Rumus
Kimia
|
Kuat /
Lemah
|
Rumus
Kimia
|
Kuat /
Lemah
|
||
NaCl
|
|||||
NH4Cl
|
|||||
Na2CO3
|
|||||
CH3COONa
|
|||||
Na3PO4
|
|||||
(NH4)2SO4
|
|||||
Al2(SO4)3
|
|||||
Na2SO4
|
|||||
Al2(SO4)3
|
F. Analisis Data
1.
Tuliskan
masing- masing reaksi yang terjadi pada percobaan ini!
2.
Apa yang
kamu ketahui tentang hidrolisis garam?
3.
Sebutkan
sifat larutan garam dalam air!
G. Pertanyaan
1.
Dari
percobaan diatas, manakah garam yang mengalami hidrolisis sempurna, sebagian
dan tidak terhidrolisis?
2.
Identifikasikan
larutan garam mana yang bersifat asam , basa dan netral!
3.
Bagaimana
perubahan warna pada kertas lakmus jika diujikan pada larutan yang bersifat
asam, basa dan netral?
4.
Kesimpulan
apa yang mendasari terhidrolisis atau tidaknya larutan garam?
5.
Tuliskan
reaksi yang terjadi pada garam NH4Cl , CH3COONa dan (NH4)2SO4
!
6.
Dalam 1
liter larutan, mengandung 0,1 M garam natrium asetat (Ka= 1,8 x 10-5)
. Tentukan tetapan hidrolisis (Kh) !
7.
Diketahui
100 ml larutan HCOONa 0,1 M (Ka= 10-5). Tentukan reaksi hidrolisis
dan pH larutannya?
8.
Jika 100 ml
larutan NaOH 0,5 M dicampur dengan 100 ml larutan CH3COOH 0,5 M (
Ka= 10-6). Tentukan berapa pH campuran yang terjadi?
9.
Hitunglah
massa dari CH3COONa (Ka = 2 x 10-5) dengan Mr = 82 untuk
membuat 50 ml larutan garam terhidrolisis dengan pH 10 !
10. 1,17 gram
garam terhidrolisis LA ditambah air hingga 200 ml, dan terbentuk larutan dengan
pH diketahui 5. Jika Kb dari basa lemah adalah 10-5 . Makka berapa
Mr dari garam terhidrolisis LA ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar